Sebenarnya udah lama ingin ganti ke Debian, karena banyak hal terutama masalah stabilitas, Debian sudah terkenal sebagai distro yang sangat mengutamakan kestabilan dan security, bisa dilihat dari rilis Debian yang lebih mengutamakan hal tersebut. Meski saya sendiri tak terlalu mempermasalahkan distro yang digunakan, karena saya sendiri lebih suka menyebut diri saya sebagai GNU User dari pada Linuxer, atau mungkin Open Source Fans.
Oke balik kembali ke masalah yang saya hadapi diatas, ada banyak hal yang sebenarnya mengharuskan saya install ulang Linux di netbook, beberapa diantaranya.
- Banyak aplikasi yang sama.
Banyaknya aplikasi yang sama ini karena, saya sering melakukan install aplikasi lewat source, terutama aplikasi-aplikasi yang masih unstable, dan baru dirilis, kebanyakan semua program itu saya install di /opt. Sebenarnya bisa aja dihapus tapi ada sebagian program yang justru saya gunakan sehingga hal ini kadang bentrok dengan aplikasi bawaan distro.
- Library yang tidak beraturan.
Hal ini masalahnya sama gara-gara yang diopsi pertama. - Tampilan yang tak beraturan
Hal ini yang paling membuat saya menjadi tidak nyaman, karena ingin mencoba GTK3 dan Gnome3, saya coba melakukan install lewat source, tapi karena masalah kompabilitas pada GTK3 dan 2 (hal ini saya dapat ketika membaca README) harusnya ketika ./configure ada opsi agar tidak mengganggu GTK2 yang ada pada komputer saya, meski instalasi gagal, namun library lainnya telah terinstall, yang membuat tampilannya jadi berantakan. Selain itu juga karena saya mencoba membuat theme sendiri untuk window, desktop yang saya gunakan XFCE4 dan Gnome telah saya hapus, karena tidak mengerti dengan gtkrc akhirnya tampilannya agak sedikit kacau
- Ingin mengubah partisi.
Salah satu alasan saya ingin mengubah partisi agar nanti ketika install ulang beberapa direktori penting seperti /opt/, /var dan /home tidak harus diformat ulang, tapi bisa digunakan untuk distro lainnya, baik yang akan diinstall atau dipartisi lain. Ini baru percobaan, rencananya saya mau menggunakan 2 distro tapi dengan direktori /home yang sama.
Sedangkan beberapa hal yang membuat saya agak berat melakukan instalasi ulang yaitu
- Aplikasi dan konfigurasinya
Ini yang paling berat, karena aplikasi yang telah saya install sangat banyak, bahkan diantaranya telah dikonfigurasi sesuai dengan kebutuhan saya, hal ini terutama yang berkaitan dengan pemrograman dan server. Kalau masalah konfigurasi saya telah melakukan backup, namun tetap saja agar bisa berjalan dengan lancar perlu beberapa penyesuaian. Sedangkan masalah aplikasi mau tak mau saya harus install ulang lagi semua, hal ini yang paling berat. Ada beberapa diantara aplikasi tersebut hanya berupa skrip dan ini bisa diatasi dengan backup, tapi kalo untuk yang lain, hal ini tidak mungkin apalagi kalo kernel.
- Desktop dan shortcut
Seperti biasa saya telah setting beberapa shortcut penting untuk aplikasi favorit saya, dan kalo diinstall ulang tentu perlu disetting lagi
Saya coba cari informasi tentang penomoran tersebut, berdasarkan info dari sini http://www.debian.org/CD/faq/#which-cd ternyata penomoran tersebut adalah sesuai dengan aplikasi yang dibundle, semakin kecil nomornya berarti aplikasinya adalah aplikasi yang digunakan kebanyakan, dan sepertinya pilihan saya adalah yang common atau kebanyakan.
Ok, this is the time.
0 comments:
Post a Comment